Tabel Silang (Crosstab)
Table
Silang (Crosstab)
Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk
dalam kategori statistik deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau
tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat banyak kategori statistik
yang tersedia di dalam CROSSTABS prosedur.
Beberapa statistik CROSSTABS digunakan untuk data
skala nominal, tetapi beberapa di antaranya juga skala interval. Dalam rangka
menggunakan hasil dari CROSSTABS, kita harus bisa mengenali seperti apa macam
data adalah sesuai dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali
tingkatan pengukuran untuk skala yang sedang diteliti.
Set pengorganisasian statistik CROSSTABS beberapa
di antaranya sesuai dengan ukuran skala nominal, antara lain:
• Pearson Chi-Square
• Likelihood Ratio
• Phi, Cramer's V
• Contingency Coefficient
• Lambda
• Goodman & Kruskal Tau
• Uncertainty Coefficient
• Kappa
Beberapa pengorganisasian yang lainnya sesuai
dengan skala ordinal, seperti:
• Mantel-Haenszel
• Gamma,
• Tau c dan Tau b
• Somers' D
• Spearman Korelasi
Sedangkan beberapa pengorganisasian yang lain sesuai dengan ukuran
tingkatan interval, yaitu:
• Pearson's R
• Eta.
Berikut ini adalah data sampel Karyawan PT Subur :
Sebelum data tersebut diolah, maka data tersebut disunting terlebih
dahulu di data editor, sebagai berikut :
Untuk membuat statistik deskripsi dengan crosstabs berdasarkan
data di atas, dilakukan langkah-langkah dengan program SPSS sebagai berikut:
1. Dilakukan
analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze, lalu dipilih Descriptive
Statistics dan klik Crosstabs.
2. Jika kita
melihat hubungan antara variabel bidang dengan didik, dipilih variabelnya
seperti berikut :
3. Klik
bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut :
4. Beri tanda di
kotak cek point Chi Square dan Contingegency Coeffisient, kemudian tekan tombol
continue, OK sehingga akan tampil sebagai berikut :
Tabel diatas adalah tabel crosstab
dari karyawan menurut pendidikan dan bidang kerjanya, terlihat karyawan yang
pendidikan sarjana lebih banyak dari pada yang SMU, sedangkan karyawan dibidang
markrting paling banyak dibandingkan bidang umum atau akuntansi.
Tabel diatas digunakan untuk
menguji apakah ada hubungan antara pendidikan karyawan dengan bidang kerjanya.
Dengan hipotesis (dugaan)
H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom
Peluang terjadi kesalahan 0.05.
Selanjutnya jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Dan
sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Nilai probablilitas pada tabel tersebut bisa dilihat dari kolom Asymp
Sig (2 Sided). Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.015 yang berarti lebih kecil dari
0.05, maka Ho ditolak. Jika Ho ditolak, berarti bahwa ada hubungan antara baris
dan kolom variabel atau lebih jelasnya “ada hubungan antara pendidikan dengan
bidang kerjanya”.
Contoh Kasus :
Dibawah ini data hasil penjualan produk elektronika oleh sales di kota
Bandung, Solo, Yogya :
1. Menentukan
hubungan Daerah dengan barang.
a. Dilakukan
analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze, lalu dipilih Descriptive
Statistics dan klik Crosstabs.
b. Jika kita
melihat hubungan antara variabel daerah dengan barang, dipilih variabelnya
seperti berikut :
c. Klik
bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut :
d. Beri tanda di
kotak cek point Chi Square dan Contingegency Coeffisient, kemudian tekan tombol
continue, OK sehingga akan tampil sebagai berikut :
Tabel di atas adalah tabel crosstab dari sales menurut jenis barang dan
daerahnya. Terlihat sales yang menjual jenis barang komputer dan radio sama
banyaknya dari pada jenis barang TV, sedangkan sales yang menjual barang di
daerah Bandung paling banyak dibandingkan daerah Solo dan Yogya.
Tabel diatas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara daerah
dengan barang.
Dengan hipotesis (dugaan)
H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom
Peluang terjadi kesalahan 0.05.
Selanjutnya jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Dan
sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Nilai probablilitas pada tabel tersebut bisa dilihat dari kolom Asymp
Sig (2 Sided). Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.340 yang berarti lebih besar dari
0.05, maka Ho diterima. Jika Ho diterima, berarti bahwa tidak ada hubungan
antara baris dan kolom variabel atau lebih jelasnya “tidak ada hubungan antara
daerah dengan barang”.
2. Menentukan
hubungan daerah dengan sales.
a. Dilakukan
analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze, lalu dipilih Descriptive
Statistics dan klik Crosstabs.
b. Jika kita
melihat hubungan antara variabel daerah dengan sales, dipilih variabelnya
seperti berikut :
c. Klik
bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut :
d. Beri tanda di
kotak cek point Chi Square dan Contingegency Coeffisient, kemudian tekan tombol
continue, OK sehingga akan tampil sebagai berikut :
Tabel di atas adalah tabel crosstab dari sales menurut sales dan
daerahnya. Terlihat sales yang bernama Amir lebih banyak dari pada sales yang
bernama Umi dan Teguh, sedangkan sales yang menjual barang di daerah Bandung
paling banyak dibandingkan daerah Solo dan Yogya.
Tabel diatas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara daerah
dengan sales.
Dengan hipotesis (dugaan)
H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom
Peluang terjadi kesalahan 0.05.
Selanjutnya jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Dan
sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Nilai probablilitas pada tabel tersebut bisa dilihat dari kolom Asymp
Sig (2 Sided). Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.518 yang berarti lebih besar dari
0.05, maka Ho diterima. Jika Ho diterima, berarti bahwa tidak ada hubungan
antara baris dan kolom variabel atau lebih jelasnya “tidak ada hubungan antara
daerah dengan sales”.
3. Menentukan
hubungan barang dengan sales.
a. Dilakukan
analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze, lalu dipilih Descriptive
Statistics dan klik Crosstabs.
b. Jika kita
melihat hubungan antara variabel barang dengan sales, dipilih variabelnya
seperti berikut :
c. Klik
bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut :
d. Beri tanda di
kotak cek point Chi Square dan Contingegency Coeffisient, kemudian tekan tombol
continue, OK sehingga akan tampil sebagai berikut :
Tabel di atas adalah tabel crosstab dari sales menurut nama sales dan
jenis barannya. Terlihat sales yang bernama Amir lebih banyak dari pada sales
yang bernama Umi dan Teguh, sedangkan sales yang menjual barang komputer dan
radio sama banyak.
Tabel diatas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara barang
dengan sales.
Dengan hipotesis (dugaan)
H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom
Peluang terjadi kesalahan 0.05.
Selanjutnya jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Dan
sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Nilai probablilitas pada tabel tersebut bisa dilihat dari kolom Asymp
Sig (2 Sided). Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.464 yang berarti lebih besar dari
0.05, maka Ho diterima. Jika Ho diterima, berarti bahwa tidak ada hubungan
antara baris dan kolom variabel atau lebih jelasnya “tidak ada hubungan antara
barang dengan sales”.
4. Tabel
crosstab daerah dengan barang berdasarkan sales.
a. Dilakukan
analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze, lalu dipilih Descriptive
Statistics dan klik Crosstabs.
b. Jika kita
melihat hubungan antara variabel daerah dengan barang berdasarkan sales,
dipilih variabelnya seperti berikut :
c. Klik
bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut :
d. Beri tanda di
kotak cek point Chi Square dan Contingegency Coeffisient, kemudian tekan tombol
continue, OK sehingga akan tampil sebagai berikut :
Sumber:
http://laporanjavaupix.blogspot.com/2011/06/laporan-statistika-5-spss.html
3. video yutub
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=LytifxJee6A
3. video yutub
Komentar
Posting Komentar