Pengujian Hipotesis
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai sesuatu yang perlu diuji
kebenarannya. Untuk mengetahui kebenaran pernyataan tersebut, perlu dilakukan
penelitian dan analisis. Pada kenyataannya, sebagian besar penelitian dilakukan
menggunakan sampel. Dengan begitu, data hasil pengukuran sampel akan digunakan
untuk menyimpulkan kebenaran suatu hipotesis.
KESIMPULAN
|
HIPOTESIS
|
|
BENAR
|
SALAH
|
|
TOLAK
|
Kesalahan
Type I
|
Tepat
|
TERIMA
|
Tepat
|
Kesalahan
Type II
|
Rangkaian proses
sebagaimana disebutkan diatas, tidak serta merta dapat memberikan kepastian
tentang hakikat benar atau tidaknya suatu hipotesis. Uji hipotesis berdasarkan
pengamatan sampel hanya akan memutuskan apakah hipotesis akan diterima atau
ditolak. Dengan prosedur seperti itu, seorang peneliti dalam proses pengambilan
keputusan akan menghadapi dua kemungkinan kesalahan, yaitu Kesalahan Type I dan
Kesalahan Type II.
Tabel diatas
memberikan makna bahwa seorang peneliti berharap dapat membuat kesimpulan yang
tepat dalam menerima atau menolak suatu hipotesis. Oleh karenanya, dalam
melakukan pengujian hipotesis, peneliti tersebut harus memiliki aturan main
atau metodologi yang tepat. Salah satu aturan main yang dapat digunakan adalah
dengan membandingkan nilai statistik dengan harga parameter yang
dihipotesiskan. Jika perbedaan kedua harga ini cukup kecil maka hipotesis
diterima, sedangkan jika perbedaan cukup besar maka hipotesis ditolak.
Ha
= Hipotesis Alternatif
Ho
= Hipotesis Nol (nihil)
Uji rata-rata
dimaksudkan untuk menentukan apakah dugaan tentang parameter suatu populasi
didukung kuat oleh informasi sampel atau tidak. Jika sebaran data mengikuti
distribusi normal, ukuran sampel yang relatif kecil (n < 30) dan nilai
standar deviasi populasi tidak diketahui, kita dapat memakai uji t dengan
formulasi/rumus sebagai berikut :
Sedangkan
jika distribusi data tidak diketahui, kita harus menggunakan sampel n > 30
sehingga data akan mendekati distribusi normal. Untuk n > 30 dapat
menggunakan uji z dengan formula/rumus sebagai berikut :
Contoh kasus :
Sebuah Grossir
menerima kiriman kaleng sereal dari sebuah supplier. Menurut informasi yang
diterima dari pihak supplier, berat kaleng rata-rata adalah 16 gr. Pihak
grossir tidak serta merta percaya lalu melakukan pengujian terhadap 10 sampel
kaleng sereal secara acak sebelum menerima kiriman barang dalam mobil box
pengangkutnya. Berikut data hasil pengamatan 10 sampel pada suatu hari kiriman
barang.
Nomor Sampel
|
Berat
Sereal (gr)
|
1
|
14,42
|
2
|
17,23
|
3
|
15,84
|
4
|
14,46
|
5
|
16,78
|
6
|
16,02
|
7
|
16,44
|
8
|
15,69
|
9
|
15,88
|
10
|
17,26
|
Lakukan analisis
untuk menguji apakah hasil pengujian berat kaleng sereal yang dilakukan oleh
pihak grossir sama dengan keterangan pihak supplier?
1. Formulasi
hipotesisnya
Ho : X = µo
Ha : X = µo
Dimana µo = 16
2. Hitung
rata-rata sampel
3. Hitung
nilai standar deviasi sampel
4. Hitung
nilai t
5. Tentukan
nilai t tabel
Dengan menggunakan
tabel t pada α/2 dan derajat bebas (degree of freedom) (df = n -1).
Dengan menggunakan tabel t diperolah nilai t tabel adalah 2,262157
Tabel T
6. Penentuan
kriteria uji
Langkah
selanjutnya adalah kita harus membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Jika
t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya nilai rata-rata yang diharapkan
berbeda dengan nilai rata-rata pengukuran sampel. Demikian sebaliknya, jika t
hitung < t tabel maka Ho diterima atau dapat dikatakan rata-rata yang
dibandingkan adalah sama.
7. Pengambilan
keputusan
Berdasarkan
tabel t diketahui t(0,05/2, 10-1) adalah 2,262157, karena nilai t hitung < t
tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
berat kaleng sebesar 16 gr sebagaimana dikatakan pihak supplier tidak berbeda
nyata dengan hasil pengukuran menggunakan sampel oleh pihak grossir.
Perhitungan
manual versi II
Metode
ini dilakukan dengan mencari Confident Interval of Difference (CID), yaitu
selisih dua rata-rata yang dibandingkan. Rumus nilai CID adalah sebagai berikut
:
Langkah
penyelesaian ;
1. Hitung
nilai standard error
2. Tentukan tabel t
3. Hitung CID
(16,002
- 16) – 2,26216 * 0,3145890 ≤ D ≤ (16,002 – 16) + 2,26216 *
0,3145890
– 0,70965 ≤ D ≤ 0,71365
4. Kriteria
Uji
Jika
dalam CID terdapat Nol berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika
dalam CID tidak terdapat nilai nol berarti Ho ditolak dan Ha diterima
5. Pengambilan
keputusan
Karena
nilai interval CID di dalamnya terdapat nilai nol, maka dapat disimpulkan bahwa
Ho diterima, artinya pada tingkat keyakinan 95%, rata-rata pengukuran sampel
oleh pihak grossir tidak berbeda nyata dengan dengan keterangan dari pihak
supplier.
Setelah kita melakukan pengujian dengan cara manual, sekarang kita coba
dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Penyelesaian
dengan SPSS 17
1. Buat
variabel Berat pada variable view
2. Pada
data view, ketik nilai pengamatannya dengan nilai 14,42, 17,23 s/d 17,26 seperti
pada gambar dibawah ini
3. Pada
menu Analyze pilih Compare Means > One Sample T Test seperti berikut :
4. Maka
setelah proses tersebut dilakukan akan muncul tampilan sebagai berikut :
Pindahkan
variabel ke sebelah kanan dan pada test value isi dengan nilai 16, kemudian
klik tombol option isi Confident Level dengan 95
Klik
tombol Continue dan klik OK, maka akan tampil report SPSS sebagai berikut :
One-Sample
Statistics
|
||||
N
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
Std.
Error Mean
|
|
Berat
|
10
|
16.0020
|
.99482
|
.31459
|
One-Sample
Test
|
||||||
Test
Value =
16
|
||||||
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
||
Lower
|
Upper
|
|||||
Berat
|
.006
|
9
|
.995
|
.00200
|
-.7096
|
.7136
|
5. Hasil
perhitungan SPSS sama dengan perhitungan manual, dimana nilai mean menyatakan
rata-rata sampel X = 16,002 dengan standard error Sx =
0,31459.
Nilai
t hitung = 0,006 nilai p(t) = 0,995 dan CI Difference sebesar
0,7096 ≤ D ≤ 0,7136.
6. Pengambilan
keputusan
Karena
CID melewati titik nol maka rata-rata yang dibandingkan adalah tidak signifikan
atau Ho diterima.
Selain
menggunakan t hitung dengan tabel t dan CID, kita juga dapat menggunakan sig of
(t two tail) yang sebenarnya merupakan luas daerah dibawah kurva yang dibatasi
oleh –t dan t. Seperti pada gambar dibawah ini
7. Dari
gambar diatas diketahui bahwa nilai sig of (t two tail) adalah nilai
probabilitas dibawah kurva normal yang dibatasi oleh nilai t hitung p(t). Jika
nilai sig > α maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika
sig ≤ α maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Karena
nilai p(t) lebih besar dari α (0,05 ) maka nilai ini berada pada
wilayah terima Ho. Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak. Atau dapat
disimpulkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% nilai pengamatan berat kaleng yang
dilakukan oleh pihak grossir sama dengan keterangan dari pihak supplier
Sumber:
video youtube
Komentar
Posting Komentar